Sabtu, 08 November 2008

Racikan Hemat untuk AM2


Board ini merupakan salah satu board paling ekonomis yang ikut serta dalam tes perbandingan kali ini. Untuk mengakomodasi penggunaan prosesor AMD socket AM2, board ini dilengkapi dengan chipset paling bungsu dari keluarga nForce 5 Series, yaitu Nforce 550. Tidak seperti chipset Nforce 590 yang terdiri atas 2 chip (northbridge + southbridge), chipser Nforce 550 hadir dengan jenis single chip solution. Hal ini turut membantu menekan harga jual chipset nForce 550 sehingga produsen motherboard dapat menjual dengan harga yang lebih rendah.

Meskipun harganya cukup ekonomis, Biostar Tforce 550 dilengkapi dengan feature overclocking yang cukup menarik di kelasnya. Hal ini tercermin dari tersedianya berbagai pengaturan untuk mendongkrak kinerja pada BIOS board ini. Selain itu, layaknya board-board yang berharga lebih mahal, Biostar juga menyediakan tombol ‘Power On’ dan ‘Reset' onboard sebagai salah satu feature andalannya.

Board yang dilabur dengan warna-warni cerah ini tampaknya cocok bagi konsumen yang menginginkan harga ekonomis dan tidak memerlukan feature SLI. Featurefeature standar yang dikandungnya dirasakan sudah mencukupi kebutuhan sebagian besar konsumen.

Image

Switch Internal : Untuk memudahkan penggunaan, sekarang ini beberapa board sudah menyediakan switch clear CMOS internal, seperti pada board MSI misalnya.


MSI K9N Neo-F
Selain menguji board MSI K9N SLI Platinum dan MSI K9N Ultra-2F, CHIP juga menguji board MSI K9N Neo yang menggunakan chipset NVIDIA nForce 550. Chipset nForce 550 sendiri ditujukan oleh NVIDIA untuk kelas value sehingga tidak heran ada beberapa feature yang tidak dapat ditemukan pada chipset ini seperti, RAID 5, NVIDIA DualNet, NVIDIA FirstPacket, Teaming, dan TCP/IP Acceleration. Namun, kehilangan beberapa feature tersebut tidak lantas menjadikan produk ini tidak layak untuk dilirik.

Sebagian besar feature yang hilang adalah feature yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja ketika tergabung dalam jaringan. Oleh sebab itu, apabila produk ini digunakan sebagai PC stand-alone tentu saja kinerjanya tidak akan berbeda jauh dibandingkan chipset nForce 570 atau nForce 590 SLI sekalipun. Paling-paling Anda hanya ‘merasa kehilangan’ tidak dapat menggunakan konfigurasi RAID 5.

Ditinjau dari segi feature yang ditawarkan, board ini mengusung semua feature standar NVIDIA nForce 550, seperti empat konektor SATA, dua konektor PATA, 20 jalur PCI-Express, Gigabit LAN, dan High Definition Audio. Sayangnya, board ini tidak memiliki switch push button untuk meng-clear CMOS. Padahal switch tersebut merupakan salah satu feature menarik khas MSI.

MSI K9N Ultra -2F

Image


Pesona Sang Bintang Kecil
Bila Anda tidak membutuhkan feature SLI yang disediakan oleh MSI K9N SLI Platinum, MSI K9N Ultra-2F adalah solusinya. Motherboard ini mempunyai banyak kemiripan dengan MSI K9N SLI Platinum karena sama-sama menggunakan chipset NVIDIA nForce 570, tetapi board ini menggunakan nForce 570 versi ultra.

Anda tetap mendapatkan berbagai feature seperti Dual Gigabit LAN dan SPDIF output baik optical maupun coaxial. Perlengkapan lain, seperti enam port Serial ATA, slot PCI khusus dan switch untuk clear CMOS juga tetap disertakan bersama produk ini. Namun, tidak seperti seri Platinum yang menyediakan aksesoris tambahan seperti round cable, produk ini hanya menyediakan kabel standar untuk IDE dan Floppy. Dari segi fungsionalitas, produk ini hanya kehilangan feature SLI dan secara keseluruhan hal tersebut tidak mempengaruhi kinerjanya.

Seperti biasa, MSI selalu menyertakan buku manual yang menarik. Buku manual yang lengkap, jelas, dan mudah dipahami bagi orang awam sekalipun menjadi nilai tambah produk ini. Dalam buku manualnya, dapat ditemukan penjelasan mulai dari spesifikasi hardware, cara instalasi hardware dan software, cara setting BIOS, serta cara penggunaan software-software yang disediakan.

Multigraphics Card
Saat ini teknologi multigraphics yang dipopulerkan oleh kehadiran Scalable Link Interface (SLI) berkembang semakin pesat. Dahulu dalam sebuah motherboard paling banyak hanya ada dua slot PCIe untuk graphics card. Namun sekarang sudah tersedia motherboard dengan tiga slot PCIe untuk graphics card. Lalu untuk apa jumlah slot sebanyak itu? Untuk menjawabnya, CHIP akan membahas secara singkat teknologi multigraphics card yang ada pada chipset NVIDIA nForce.

Ketiga slot tersebut memang semuanya disediakan untuk graphics card, tetapi bukan berarti kita dapat merender graphic dengan menggunakan ketiga graphics card yang terpasang tersebut. Apabila lebih dari satu graphics card terpasang, hanya ada “satu” yang dapat digunakan untuk merender graphics card. Satu di sini dapat berupa single graphics card atau dua graphics card yang dijalankan dalam mode SLI atau CrossFire. Sedangkan sisanya digunakan sebagai secondary display yang berguna untuk menambah tampilan output di monitor (multimonitor). Total dengan konfigurasi 1+1 (dua buah graphics card dipasang tanpa mengkonfigurasikan mode SLI) atau 2+1 (dua buah graphics card dengan konfigurasi SLI ditambah satu graphics card yang dipasang pada slot ketiga), Anda dapat menampilkan ouput sampai empat monitor sekaligus. Selain itu, di masa depan prosesor graphics card (GPU) dapat digunakan untuk proses komputasi lain selain merender graphics, seperti rendering physics, large data analysis, dan banyak lainnya. Di sinilah secondary graphics card tadi dapat dimanfaatkan secara optimal.

Sekilas Soket-Soket AMD
Awalnya, prosesor keluaran AMD menggunakan dudukan prosesor (dikenal dengan sebutan soket) buatan Intel. Namun sewaktu Intel pindah ke dudukan prosesor Slot 1, Intel tidak lagi memberikan hak penggunaan soket prosesornya untuk produsen lain. Inilah yang mendasari AMD untuk mengembangkan soket prosesor buatan sendiri.

AM2 sendiri merupakan soket prosesor keluaran AMD generasi keenam. Keenam soket-soket keluaran AMD tersebut adalah Super Soket 7, Slot A, Soket A, Soket 754, Soket 939, dan yang paling baru, Soket AM2. Soket pertama yang dikeluarkan oleh AMD adalah Super Soket 7. Soket ini merupakan hasil modifikasi dari Soket 7 buatan Intel. AMD mengeluarkan soket ini karena pada saat itu mereka terdesak, masih menggunakan soket prosesor yang sudah ketinggalan jaman, sehingga mereka terpaksa memodifikasi Soket 7 dan menamakannya Super Soket 7. Dudukan prosesor kedua yang dikeluarkan oleh AMD adalah Slot A. AMD menamakannya demikian karena bentuk dudukannya yang berupa Slot, mengikuti desain Slot 1 yang dikeluarkan oleh Intel. Pada waktu menggunakan Slot A inilah AMD berhasil mengungguli rival beratnya, Intel dalam race to 1GHz.

Soket generasi ketiga AMD adalah Soket A. Soket inilah yang sempat menjadi trademark AMD karena digunakan selama mulai awal tahun 2000 dan baru dihentikan penggunaannya pada akhir tahun lalu. Hebatnya lagi soket ini dapat digunakan untuk AMD Athlon Thunderbird 650 MHz sampai AMD Athlon XP Barton 3200+. Beberapa generasi prosesor AMD yang dapat digunakan bersama soket ini adalah Thunderbird, Spitfire, Morgan, Palomino, Throughbred, Applebred, dan Barton.

Pengganti Soket A adalah Soket 754. Pada awalnya, soket ini ditujukan untuk prosesor AMD yang sudah memiliki intruksi 64-bit. Namun seiring berjalannya waktu, AMD menyadari soket 754 memiliki beberapa kelemahan mendasar, seperti tidak mendukung penggunaan dual-channel memory controller yang ditanam di dalam prosesor. Oleh sebab itu, AMD kemudian mengeluarkan soket baru yang dinamakan Soket 939. Pada dasarnya, soket baru inilah yang diprioritaskan oleh AMD untuk digunakan bersama jajaran prosesor dekstop-nya. Namun karena soket 754 sudah terlanjur beredar, AMD lalu membagi segmen pasarnya menjadi dua, soket 754 ditujukan untuk konsumen kelas bawah dan soket 939 ditujukan untuk kelas menengah-atas.

Dua tahun setelah keluarnya soket 939, AMD kembali mengeluarkan dudukan prosesor baru yang dinamakan AM2. Perbedaan mendasar antara soket 939 dan AM2 terletak pada penggunaan memori-nya. Apabila soket 939 masih menggunakan memori berjenis DDR-SDRAM, soket AM2 sudah menggunakan jenis memori terbaru yaitu, DDR2-SDRAM. Saat ini, soket yang memiliki lubang kontak sebanyak 940-pin ini mendukung prosesor AMD Sempron 64, Athlon 64, Athlon 64 X2, dan Athlon 64 FX.

Chipset Untuk AM2
NVIDIA nForce 500 series bukanlah satusatunya chipset yang mendukung prosesor AMD soket AM2. Ada beberapa chipset lain yang juga kompatibel, yaitu NVIDIA nForce 6100, NVIDIA nForce MCP61, NVIDIA nForce 4, NVIDIA nForce 680a, ATI Radeon Xpress 1100, ATI Radeon Xpress 3200 CrossFire, dan VIA K8M890.

Yang terakhir adalah NVIDIA nForce 680a yang baru saja diluncurkan pada saat artikel ini dibuat. Chipset ini didesain secara khusus untuk platform Quad FX terbaru dari AMD dengan Dual Socket Direct Connect Architecture. Chipset nForce 680a SLI ini sendiri mampu menghadirkan sampai dengan 4 GPU, 8 display, 12 SATA hard disk, dan 4 koneksi Gigabit Ethernet.

Meskipun chipset yang lebih baru dari nForce 500 series sudah ada, bukan berarti board-board nForce 500 Series sudah tidak menarik lagi. Untuk kelas menengah dan bawah, chipset nForce 500 series tetap menjadi pilihan karena NVIDIA belum mengeluarkan chipset dengan arsitektur nForce 6 untuk kelas ini. Di kelas atas pun, nForce 590 SLI tetap dapat menjadi pilihan karena pastinya lebih terjangkau dibandingkan chipset nForce 680a SLI. Akan tetapi, perlu diingat board-board yang menggunakan chipset lain juga tetap patut dilirik. Konektor Daya pada Motherboard

Semakin tinggi spesifikasi komputer, semakin besar daya yang dibutuhkan. Board-board yang berbasiskan chipset nForce 500 series terutama nForce 590 SLI diperuntukkan bagi PC yang menggunakan spesifikasi termutakhir. Oleh sebab itu, tidak heran jika board-board tersebut membutuhkan daya yang cukup besar.

ImageImageImage

Jumper and Connector Locations

MainBoard

Connector Descriptions

Label

Component

1394A2

IEEE 1394 Header

AGP1

Accelerated Grapics Port

ATX1

Standard 20-pin ATX power connector

ATX2

ATX 12V power connector

AUDIO1

Front audio connector

AUXIN1

Auxiliary Audio input header

CASFAN1

Case fan connector

CDIN1

Primary CD-in Connector

COM2

Onboard serial port header COM2

CPU SOCKET

Micro PGA 478-pin DDR SDRAM

DIMM1-DIMM2

Two 184-pin DDR SDRAM

FDD1

Floppy disk drive connector

IDE1

Primary IDE channel

IDE2

Secondary IDE channel

JP1

Clear CMOS jumper

JP3

BIOS flash protect jumper

NBFAN1

Cooling fan for NB

Panel1

Connector for case front panel switches and LED indicators

PCI1-PCI3

Three 32-bit add-on card slots

SATA1-SATA2

Two serial ATA headers

SJ1

Single color LED header

SPDIFO1

SPDIF out header

USB3-USB4

Two connectors for front panel USB ports

MAU BELI VIDEO CARD DARI CHIPSET SAMPAI API

Berikut tadi adalah bagian-bagian yang harus Anda pertimbangakan ketika akan membeli video card. Berikut tadi hanya sebagian kecil spesifikasi yang sudah sangat umum dipertanyakan penjual. Dan spesifikasi tadi belum seberapa dibandingkan dengan istilah-istilah lain yang tertulis pada kemasan video card yang akan Anda beli.

Komputer manapun membutuhkan video card atau yang biasa dikenal dengan nama Video Graphic Accelerator Card untuk menampilkan gambar pada layar monitor. Namun, memilih video card kini tidak semudah beberapa tahun yang lalu. Mengingat berkembangnya teknologi telah meningkatkan kebutuhan yang beragam terhadap komputer itu sendiri.

Ada beberapa masyarakat yang hanya menggunakan komputer untuk proses yang lebih banyak melibatkan angka-angka ketimbang gambar. Atau ada juga user yang lebih dominan terhadap aspek hiburan ketibang pekerjaan. Atau mungkin komputernya memang digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan pengeditan gambar atau video sekalipun. Oleh sebab itulah, kini teknologi komponen komputer mencoba untuk menyesuaikan. Sehingga Anda mendapatkan barang yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sayangnya, hampir setiap setengah tahun, semua bagian dalam video card mengalami kemajuan-kemajuan yang sering diwakilkan dengan istilah-istilah asing. Sehingga tidak jarang banyak masyarakat umum yang merasa bingung dalam menentukan pilihan dikarenakan ketidakmengertiannya terhadap arti maupun maksud istilah-istilah tersebut.

Oleh sebab itu, kali ini kami akan mencoba memaparkan kepada masyarakat umum khususnya pemula yang akan akan membeli video card untuk komputer baru, maupun yang sedang meng-upgrade komputer lamanya. Agar para pembaca tidak salah dalam mengartikan istilah-istilah tersebut. Dan para pembaca juga mendapatkan barang yang tepat, sesuai dengan kebutuhan.

1. GPU/Chipset
Yang disebut dengan GPU (Graphic Processing Unit) atau chipset adalah sebuah unit processor yang memang khusus bekerja untuk mengolah graphic sebuah komputer. Sehingga pekerjaan processor komputer Anda tidak akan terbebani oleh sebagian besar perintah yang berkaitan dengan proses graphic komputer.

Jenis chipset yang digunakan pada video card Anda akan mempengaruhi beberapa hal yang sangat penting. Seperti Core Clock Speed, Memory Clock Speed, dan Ramdac Clock Speed.

Biasanya setiap kurang lebih enam bulan sekali para pembuat chipset akan mengupdate teknologi produk mereka. Ini artinya hampir setiap enam bulan sekali performa video card terus meningkat.

Namun, dalam membeli sebuah video card tidak hanya chipset saja yang memegang peranan penting. Melainkan ada atribut lain yang juga perlu diperhatikan. Seperti memory, koneksi yang tersedia termasuk software yang melengkapinya.

Dua produsen terbesar untuk chipset video card sekarang ini adalah nVIDIA dengan seri GeForce-nya serta ATi dengan seri Radeon-nya. Sekali kami ingatkan jangan menilai video card dari chipset-nya. Tidak ada salahnya jika Anda terlebih dahulu mengintip performa mereka dari review-review yang dilakukan oleh beberapa media komputer yang telah terlebih dahulu mengetes performanya.

2. Core Clock
Yang dimaksud dengan core clock pada video card adalah kecepatan yang dimiliki oleh processor dari video card itu sendiri. Yaitu ada berapa putaran yang dapat dilakukan oleh processor graphic adapter dalam satu detik. Oleh sebab itu, nilai core clock selalu tertulis dengan satuan nilai MHz. Semakin tinggi nilai clock speed-nya, maka akan semakin cepat kerja video card Anda.


Tips Memilih Processor + Mainboard dan merakitnya

Sumber medancom.com

Rabu, 07 Juli 2004

Meski di pasaran ada banyak merk processor yang banyak beredar, namun kami mencoba menyempitkan pilihannya dengan membaginya menjadi dua bagian. Hal ini berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan. Bagian yang pertama adalah processor Intel Pentium 4 family dan yang kedua AMD Athlon 64 Family.

Kedua merk processor tersebut merupakan merk yang paling banyak dicari dan digunakan oleh kebanyakan orang dan keduanya memiliki beberapa fitur yang cukup berbeda. Di antaranya adalah Intel menggunakan long instruction pipelines yang didesain menghasilkan skala kecepatan clock supertinggi. Sedangkan pada AMD sendiri tidak menggunakan fitur tersebut, melainkan lebih menggunakan fitur shorter Instruction pipelines yang menghasilkan efisiensi yang baik namun sayangnya tidak bisa menghasilkan skala kecepatan yang tinggi. Untuk kalangan umum pastinya kedua hal tersebut akan membingungkan, karenanya kami akan mencoba menjelaskan bagaimana kelebihan dan kerurangan dari masing-masing merk processor. Intel Pentium 4 Family Biasa disebut Pentium 4. Meski dalam satu keluarga namun memiliki kecepatan yang berbeda-beda. Demikian juga dengan socket yang digunakan. Versi terbanyak yang digunakan Pentium 4 adalah menggunakan socket 478. Pada versi terbarunya telah menggunakan socket LGA 775 untuk mendukung beberapa motherboard keluaran terbaru. Prescott Merupakan generasi pertama Pentium 4 yang memiliki 1 MB L2 cache dan memiliki kecepatan 3,8 GHz. Namun, pada processor ini memiliki kendala yang cukup signifikan, yaitu memiliki panas yang cukup tinggi. Dan processor ini belum mendukung operating system dan aplikasi 64-bit. Segi baiknya, processor ini memang memiliki kinerja yang baik untuk menunjang kebutuhan multiaplikasi dan gaming. Pentium 4 Extreme Edition Merupakan jajaran processor premium dari Intel, untuk CPU desktop PC. Yang terbaru juga telah menggunakan socket LGA 775 dan berjalan di atas 3,46 GHz dengan fitur 512 K L2 cache ditambah dengan 2 MB L3 cache dan FSB sebesar 1066 MHz. Ia juga tersedia dalam versi 64-bit CPU. Pentium D Keluarga CPU Intel yang memiliki arsitektur dual-core. Beberapa seri yang sudah tersedia, di antaranya Pentium D 840, 830, dan 820 yang memiliki clock dari 2,80 sampai 3,20 GHz dengan FSB 800 MHz. Dengan L2 cache yang dimilikinya 2x1 Mb. Dengan dual-core, diharapkan mampu melakukan pemrosesan data dengan waktu yang lebih singkat. Selain itu, processor ini telah dilengkapi dengan EMT64T (Extended Memory 64 Technology) yang mendukung operating system dan aplikasi 64-bit. Jika Anda tertarik untuk membeli processor keluaran Intel, agaknya jajaran processor Pentium D adalah pilihan ideal. Dual-core dan dukungan 64-bit menjadi alasan utama. Karena ke depannya semua aplikasi dan operating system akan menggunakan 64-bit. Di samping harga jual processor ini terbilang cukup relevan, yaitu sekitar US$279. AMD Athlon 64 Family AMD memiliki tiga jenis processor dengan performa yang berbeda. Yaitu, Athlon 64 dan FX Series, juga Sempron. Meski dari ketiganya memiliki basic teknologi yang sama, namun beberapa fitur dan harga yang ditawarkan memiliki perbedaan yang cukup berarti. Pada dasarnya, processor AMD Athlon 64 mampu menghasilkan kecepatan yang tinggi terhadap aplikasi yang menggunakan banyak floating point dan kebutuhan bandwidth yang besar. Mengapa demikian? AMD Athlon 64 Pada processor ini memiliki dua versi. Versi yang pertama yang masih menggunakan memory single-channel. Yaitu Athlon 64 yang menggunakan socket 75. Sedangkan yang kedua menggunakan socket 939 dan sudah memiliki teknologi memory dual-channel. Untuk harga, sudah barang tentu Athlon 64 754 memiliki harga yang lebih murah dibanding 939. Keduanya memiliki L2 cache sebesar 1 MB, sedangkan untuk kecepatan yang ditawarkan beragam, mulai dari 2,4 GHz sampai dengan 3,0 GHz. Athlon 64 FX Processor ini merupakan processor yang paling tepat untuk menunjang para gamer, karena selain dilengkapi dengan L2 cache sebesar 1 MB dengan kecepatan terendah yang ditawarkan sebesar 2,6 GHz. Pada processor keluaran AMD baik Athlon 64 ataupun Athlon 64 FX sudah mendukung aplikasi dan operating system 64-bit. Dan kini AMD telah mengeluarkan processor dualcore, yaitu AMD Athlon 64 X2, masih menggunakan socket 939. Core Logic Chipset Seperti yang telah kami sebutkan di awal, salah satu bagian untuk memilih motherboard selain menentukan processor yang digunakan, core logic chipset juga bagian yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan. Mengapa demikian? Jika diumpamakan sebuah motherboard adalah kota, maka core logic chipset merupakan pemerintah local yang melakukan pengaturan alur informasi. Chipset memiliki tugas yang amat vital. Ia akan memerintahkan apa yang harus dilakukan oleh port USB, juga menentukan seberapa cepat system mengakses memory. Dengan demikian fungsi dari core logic chipset sangatlah penting untuk menunjang kinerja komputer. Sekarang ini, beberapa motherboard menggunakan dua skenario yang cukup berbeda. Skenario pertama adalah motherboard yang didesain untuk processor Intel Pentium 4. Masih mengadopsi cara lama, yaitu menggunakan memory controller yang tertanam di dalam chipset nortbridge. Pada skenario ini, chipset pada motherboard bertugas sekaligus sebagai memory controller yang merupakan mesin pengontrol untuk mengatur semua kebutuhan yang ada. Memory controller terletak di dalam chipset northbridge yang berada dengan jarak yang relatif tidak terlalu jauh dari processor. Tujuannya untuk menghasilkan bus bandwidth memory yang besar. Skenario yang kedua adalah motherboard untuk AMD Athlon 64, Athlon 64 FX dan Athlon 64 X2 yang memiliki perbedaan jauh dengan Intel. Pada motherboard AMD Athlon 64, memory controller tidak lagi terdapat pada nortbridge chipset, melainkan dipindahkan ke dalam processor. Pada kondisi ini, bus memory controller bisa sama cepat dengan kecepatan core processor. Dengan demikian, menjadikan sebuah pasangan gigahertz yang cepat sehingga mampu menghasilkan kinerja yang jauh lebih cepat ketimbang skenario yang pertama. Namun,ini bukan merupakan kemenangan secara mutlak, karena besarnya performa yang dimiliki oleh AMD memiliki kekurangan dalam fleksibilitas. Intel memang memiliki fleksibilitas yang cukup baik. Contohnya jika Anda sekarang membeli processor Intel Pentium 4, Anda bisa menggunakan processor tersebut pada motherboard yang menggunakan DDR400. Demikian juga untuk motherboard DDR2/800 bahkan untuk motherboard DDR3, yang akan segera diluncurkan. Hal tersebut tidak terjadi jika Anda menggunakan processor AMD Athlon 64 ataupun 64 FX karena controller-nya terikat pada satu teknologi memory saja. Sehingga Anda harus menyesuaikan memory yang Anda gunakan sesuai dengan controller yang terdapat secara terintegrasi di dalam processor. Itulah salah satu alasan kenapa sampai sekarang ini AMD masih mengadopsi teknologi memory DDR 400. Karena selain ingin tetap memberikan fleksibilitas terhadap konsumennya, AMD juga beranggapan kemampuan bandwith memory yang dihasilkan DDR 400 masih mampu menangani semua kebutuhan proses computing saat ini. Meskipun semua chipset mengacu pada memory controller, namun core logic chipset sendiri memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Yaitu performa USB, harddisk, dan seberapa cepat PCI dan VGA slot (AGP atau PCIe x16) dapat mentransfer data. Perkembangan Chipset Terakhir Intel Untuk Intel sekarang ini telah meluncurkan motherboard dengan chipset 955X dan 945P yang mendukung DDR2/667, dan secara tegas meninggalkan DDR400. Namun pada chipset ini, hal yang paling diunggulkan adalah kemampuan chipset mendukung fitur dual-core processor. nVIDIA Setelah sebelumnya sempat berseberangan dengan Intel, kini chipset nVIDIA bisa bersanding dengan processor Intel. Dengan mencoba mengeluarkan chipset terbarunya yaitu nVIDIA nForce4 Intel Edition. Chipset serupa sebelumnya hadir untuk basis Athlon 64. Pada chipset tersebut telah mendukung teknologi SLI dan dilengkapi dengan SATA 3 GB juga Firewall. Namun sayangnya, belum ada kepastian dari nVIDIA, mengenai dukungan chipset tersebut untuk dual-core processor. VIA Meski produsen yang satu ini terbilang lambat mengembangkan teknologi ketimbang kedua produsen yang telah kami sebutkan di atas, namun VIA telah mengeluarkan VIA PT984 Pro. Keunikan chipset ini adalah dapat menjalankan video card PCI Express x16 juga AGP 8x. Keduanya dapat berjalan secara simultan dan mendukung dual monitor. Namun, hal tersebut berbeda dengan SLI. Karena pada konfigurasi SLI, mampu membagi bandwidth data dari dua buah video card. Selain itu, VIA memberikan dua pilihan memory yaitu DDR400 dan DDR2 667 sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya. Setelah sebelumnya kami berikan beberapa tip untuk memilih processor, maka kami akan memberikan juga kepada Anda bagaimana memilih chipset yang tepat. - Hal pertama yang Anda harus perhatikan adalah jenis chipset yang digunakan. Jangan terkecoh dengan nama-nama produk yang unik. Beberapa produsen sengaja menggunakan nama yang unik untuk menarik pembeli. Namun tidak jarang hasil dan kinerja yang dimilikinya kurang sesuai dengan namanya. - Perhatikan kecepatan interkoneksi antara chipset northbride dengan southbridge. Kecepatannya minimal menggunakan 133 MB/s. Beberapa produk terbaru sudah bisa mencapai 2 GB/s. Mana yang harus dibutuhkan, itu adalah sebuah pertanyaan yang sulit. Untuk kebutuhan ‘normal’ 800 MB/s hingga 1 GB/s terbilang cukup memadai. Anda juga butuh pertimbangan untuk konfigurasi chipset jika ada 4 PCI Express X1 dalam sebuah sourthbridge, Anda akan membutuhkan 1-2 GB/s koneksi untuk mendukung bandwidth yang sesuai, namun jika hanya ada X1 jalur yang terhubung langsung ke northbridge, maka interkoneksi tersebut belum Anda butuhkan. - Perhatikan chipset southbrigde, produsen motherboard dapat dengan mudah menukar chipset tersebut dengan chipset yang lain. Dan jika hal tersebut terjadi, maka beberapa fitur yang dimiliki akan lebih sedikit dan terbatas. Karenanya Anda harus memperhatikan dengan benar. - Sama halnya dengan memilih motherboard, untuk memilih chipset yang tepat Anda juga membutuhkan second opinion untuk memberikan referensi yang tepat. Karenanya Anda bisa mendapatkan dari beberapa review pada media tentang chipset tersebut agar Anda tidak menyesal di kemudian hari. Setelah semuanya kami jelaskan, maka tinggal Anda yang menentukan pilihan dan selamat membangun komputer baru. Semoga dengan panduan ini, Anda tidak terjebak dalam memilih. TIPS PEMASANGAN MOTHERBOARD Memasang motherboard bukanlah sesuatu yang sulit. Tidak diperlukan ijasah ataupun kecerdasan jenius untuk dapat melakukannya. Melainkan hanya perlu membutuhkan ketelitian dan kemauan. Untuk melakukan hal tersebut, akan kami berikan panduan untuk Anda. 1. Perhatian khusus untuk jumper. Sampai sekarang ini memang tidak ada standar layout untuk jumper pada motherboard. Hal ini dikarenakan industri produsen motherboard, memiliki desain layout tersendiri. Meskipun tidak mencolok antara masing-masing produsen. Namun, untuk Anda yang baru kali pertama memasang motherboard, kami sarankan untuk membaca buku manualnya. Karena tidak semua produk motherboard, memiliki penjelasan text yang tertera jelas pada PCB motherboard. Jangan menebak-nebak untuk hal ini. 2. Teknologi sekrup. Cukup sulit untuk menentukan kategori yang tepat untuk hal ini. Sebelum memasang motherboard, kebanyakan casing dilengkapi sekrup yang cukup banyak. Optimalkan penggunaannya. Usahakan semua titik lubang pengikat motherboard terpasang sekrup. Dengan demikian, motherboard dapat terpasang dengan lekat di casing. Namun tentunya jangan asal pasang. Sesuaikan panjang dan ukuran sekrup sesuai dengan lubang yang digunakan. 3. Gunakan I/O Shield. Sebuah plat besi yang berfungsi untuk menutup celah yang terdapat antara input/ouput konektor dari motherboard. Dengan memasangkan plat besi tersebut, selain komputer akan terlihat rapi, komputer juga akan lebih tertutup sehingga tidak dimasuki oleh kotoran atau serangga. I/O Shield biasanya disediakan pada paket penjualan sebuah motherboard. Bentuknya yang spesifik, disesuaikan dengan ketersedian I/O pada produk motherboard yang bersangkutan. Sebaiknya jangan menggunakan I/O shield untuk motherboard lain, karena dapat menghalangi I/O yang tersedia. 4. Pilih port yang tepat. Asumsi bahwa dengan memasangkan SATA atau PATA drive ke dalam sembarang konektor akan membuat sistem Anda bisa booting. Beberapa motherboard menyediakan RAID controller untuk SATA/PATA. Untuk ini, membutuhkan driver yang biasanya disertakan dalam sebuah disket. Anda harus menginstalnya terlebih dahulu baru Windows XP Anda bisa booting. Anda juga harus melakukan setting-an terlebih dahulu dari dalam BIOS dan mengalamatkan RAID untuk bisa digunakan pada harddisk PATA. 5. Sesuaikan RAM. Sebelumnya banyak orang yang mengatakan bahwa untuk menjalankan dual-channel, cukup dengan cara memasang memory sesuai dengan warnanya. Jika Anda memasang memory pertama pada slot berwarna biru, memory kedua pun harus demikian. Namun bagaimana jika motherboard tersebut memiliki 4 slot memory dengan warna yang sama? Jawabannya bisa Anda temukan pada buku manual motherboard tersebut. Jika Anda tidak mendapatkan konfigurasi yang tepat untuk dual-channel memory tersebut, kemungkinan besar sistem akan mengalami penurunan kinerja yang cukup signifikan. 6. Gunakan power konektor yang sesuai. Pada motherboard keluaran terbaru menggunakan konektor yang berbeda dengan yang terdahulu. Oleh karena itu, pasang semua konektor power yang ada sesuai dengan yang terdapat di motherboard, jangan pernah menggabungkan dua power ke dalam satu konektor, karena bisa menyebabkan kerusakan yang fatal. 7. Pemasangan processor. Ini adalah bagian yang tersulit dalam pemasangan motherboard. Karena jika Anda salah memasangnya bukan tidak mungkin processor Anda akan rusak. Pada motherboard lama, Anda membutuhkan alat bantu obeng untuk melepaskan pengait heatsink. Dan tak sedikit yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Karenanya jika Anda masih menggunakan motherboard dengan socket lama (Socket A, dan socket 478) harus berhati-hati. Pada motherboard sekarang (socket 775, 754, dan 939) bisa dibilang bisa langsung dipasang tanpa harus menggunakan alat bantu obeng. Pengait heatsink jauh lebih mudah dioperasikan, dibanding processor jaman dulu.

Tips Memilih Processor + Mainboard dan merakitnya

Sumber medancom.com

Rabu, 07 Juli 2004

Meski di pasaran ada banyak merk processor yang banyak beredar, namun kami mencoba menyempitkan pilihannya dengan membaginya menjadi dua bagian. Hal ini berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan. Bagian yang pertama adalah processor Intel Pentium 4 family dan yang kedua AMD Athlon 64 Family.

Kedua merk processor tersebut merupakan merk yang paling banyak dicari dan digunakan oleh kebanyakan orang dan keduanya memiliki beberapa fitur yang cukup berbeda. Di antaranya adalah Intel menggunakan long instruction pipelines yang didesain menghasilkan skala kecepatan clock supertinggi. Sedangkan pada AMD sendiri tidak menggunakan fitur tersebut, melainkan lebih menggunakan fitur shorter Instruction pipelines yang menghasilkan efisiensi yang baik namun sayangnya tidak bisa menghasilkan skala kecepatan yang tinggi. Untuk kalangan umum pastinya kedua hal tersebut akan membingungkan, karenanya kami akan mencoba menjelaskan bagaimana kelebihan dan kerurangan dari masing-masing merk processor. Intel Pentium 4 Family Biasa disebut Pentium 4. Meski dalam satu keluarga namun memiliki kecepatan yang berbeda-beda. Demikian juga dengan socket yang digunakan. Versi terbanyak yang digunakan Pentium 4 adalah menggunakan socket 478. Pada versi terbarunya telah menggunakan socket LGA 775 untuk mendukung beberapa motherboard keluaran terbaru. Prescott Merupakan generasi pertama Pentium 4 yang memiliki 1 MB L2 cache dan memiliki kecepatan 3,8 GHz. Namun, pada processor ini memiliki kendala yang cukup signifikan, yaitu memiliki panas yang cukup tinggi. Dan processor ini belum mendukung operating system dan aplikasi 64-bit. Segi baiknya, processor ini memang memiliki kinerja yang baik untuk menunjang kebutuhan multiaplikasi dan gaming. Pentium 4 Extreme Edition Merupakan jajaran processor premium dari Intel, untuk CPU desktop PC. Yang terbaru juga telah menggunakan socket LGA 775 dan berjalan di atas 3,46 GHz dengan fitur 512 K L2 cache ditambah dengan 2 MB L3 cache dan FSB sebesar 1066 MHz. Ia juga tersedia dalam versi 64-bit CPU. Pentium D Keluarga CPU Intel yang memiliki arsitektur dual-core. Beberapa seri yang sudah tersedia, di antaranya Pentium D 840, 830, dan 820 yang memiliki clock dari 2,80 sampai 3,20 GHz dengan FSB 800 MHz. Dengan L2 cache yang dimilikinya 2x1 Mb. Dengan dual-core, diharapkan mampu melakukan pemrosesan data dengan waktu yang lebih singkat. Selain itu, processor ini telah dilengkapi dengan EMT64T (Extended Memory 64 Technology) yang mendukung operating system dan aplikasi 64-bit. Jika Anda tertarik untuk membeli processor keluaran Intel, agaknya jajaran processor Pentium D adalah pilihan ideal. Dual-core dan dukungan 64-bit menjadi alasan utama. Karena ke depannya semua aplikasi dan operating system akan menggunakan 64-bit. Di samping harga jual processor ini terbilang cukup relevan, yaitu sekitar US$279. AMD Athlon 64 Family AMD memiliki tiga jenis processor dengan performa yang berbeda. Yaitu, Athlon 64 dan FX Series, juga Sempron. Meski dari ketiganya memiliki basic teknologi yang sama, namun beberapa fitur dan harga yang ditawarkan memiliki perbedaan yang cukup berarti. Pada dasarnya, processor AMD Athlon 64 mampu menghasilkan kecepatan yang tinggi terhadap aplikasi yang menggunakan banyak floating point dan kebutuhan bandwidth yang besar. Mengapa demikian? AMD Athlon 64 Pada processor ini memiliki dua versi. Versi yang pertama yang masih menggunakan memory single-channel. Yaitu Athlon 64 yang menggunakan socket 75. Sedangkan yang kedua menggunakan socket 939 dan sudah memiliki teknologi memory dual-channel. Untuk harga, sudah barang tentu Athlon 64 754 memiliki harga yang lebih murah dibanding 939. Keduanya memiliki L2 cache sebesar 1 MB, sedangkan untuk kecepatan yang ditawarkan beragam, mulai dari 2,4 GHz sampai dengan 3,0 GHz. Athlon 64 FX Processor ini merupakan processor yang paling tepat untuk menunjang para gamer, karena selain dilengkapi dengan L2 cache sebesar 1 MB dengan kecepatan terendah yang ditawarkan sebesar 2,6 GHz. Pada processor keluaran AMD baik Athlon 64 ataupun Athlon 64 FX sudah mendukung aplikasi dan operating system 64-bit. Dan kini AMD telah mengeluarkan processor dualcore, yaitu AMD Athlon 64 X2, masih menggunakan socket 939. Core Logic Chipset Seperti yang telah kami sebutkan di awal, salah satu bagian untuk memilih motherboard selain menentukan processor yang digunakan, core logic chipset juga bagian yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan. Mengapa demikian? Jika diumpamakan sebuah motherboard adalah kota, maka core logic chipset merupakan pemerintah local yang melakukan pengaturan alur informasi. Chipset memiliki tugas yang amat vital. Ia akan memerintahkan apa yang harus dilakukan oleh port USB, juga menentukan seberapa cepat system mengakses memory. Dengan demikian fungsi dari core logic chipset sangatlah penting untuk menunjang kinerja komputer. Sekarang ini, beberapa motherboard menggunakan dua skenario yang cukup berbeda. Skenario pertama adalah motherboard yang didesain untuk processor Intel Pentium 4. Masih mengadopsi cara lama, yaitu menggunakan memory controller yang tertanam di dalam chipset nortbridge. Pada skenario ini, chipset pada motherboard bertugas sekaligus sebagai memory controller yang merupakan mesin pengontrol untuk mengatur semua kebutuhan yang ada. Memory controller terletak di dalam chipset northbridge yang berada dengan jarak yang relatif tidak terlalu jauh dari processor. Tujuannya untuk menghasilkan bus bandwidth memory yang besar. Skenario yang kedua adalah motherboard untuk AMD Athlon 64, Athlon 64 FX dan Athlon 64 X2 yang memiliki perbedaan jauh dengan Intel. Pada motherboard AMD Athlon 64, memory controller tidak lagi terdapat pada nortbridge chipset, melainkan dipindahkan ke dalam processor. Pada kondisi ini, bus memory controller bisa sama cepat dengan kecepatan core processor. Dengan demikian, menjadikan sebuah pasangan gigahertz yang cepat sehingga mampu menghasilkan kinerja yang jauh lebih cepat ketimbang skenario yang pertama. Namun,ini bukan merupakan kemenangan secara mutlak, karena besarnya performa yang dimiliki oleh AMD memiliki kekurangan dalam fleksibilitas. Intel memang memiliki fleksibilitas yang cukup baik. Contohnya jika Anda sekarang membeli processor Intel Pentium 4, Anda bisa menggunakan processor tersebut pada motherboard yang menggunakan DDR400. Demikian juga untuk motherboard DDR2/800 bahkan untuk motherboard DDR3, yang akan segera diluncurkan. Hal tersebut tidak terjadi jika Anda menggunakan processor AMD Athlon 64 ataupun 64 FX karena controller-nya terikat pada satu teknologi memory saja. Sehingga Anda harus menyesuaikan memory yang Anda gunakan sesuai dengan controller yang terdapat secara terintegrasi di dalam processor. Itulah salah satu alasan kenapa sampai sekarang ini AMD masih mengadopsi teknologi memory DDR 400. Karena selain ingin tetap memberikan fleksibilitas terhadap konsumennya, AMD juga beranggapan kemampuan bandwith memory yang dihasilkan DDR 400 masih mampu menangani semua kebutuhan proses computing saat ini. Meskipun semua chipset mengacu pada memory controller, namun core logic chipset sendiri memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Yaitu performa USB, harddisk, dan seberapa cepat PCI dan VGA slot (AGP atau PCIe x16) dapat mentransfer data. Perkembangan Chipset Terakhir Intel Untuk Intel sekarang ini telah meluncurkan motherboard dengan chipset 955X dan 945P yang mendukung DDR2/667, dan secara tegas meninggalkan DDR400. Namun pada chipset ini, hal yang paling diunggulkan adalah kemampuan chipset mendukung fitur dual-core processor. nVIDIA Setelah sebelumnya sempat berseberangan dengan Intel, kini chipset nVIDIA bisa bersanding dengan processor Intel. Dengan mencoba mengeluarkan chipset terbarunya yaitu nVIDIA nForce4 Intel Edition. Chipset serupa sebelumnya hadir untuk basis Athlon 64. Pada chipset tersebut telah mendukung teknologi SLI dan dilengkapi dengan SATA 3 GB juga Firewall. Namun sayangnya, belum ada kepastian dari nVIDIA, mengenai dukungan chipset tersebut untuk dual-core processor. VIA Meski produsen yang satu ini terbilang lambat mengembangkan teknologi ketimbang kedua produsen yang telah kami sebutkan di atas, namun VIA telah mengeluarkan VIA PT984 Pro. Keunikan chipset ini adalah dapat menjalankan video card PCI Express x16 juga AGP 8x. Keduanya dapat berjalan secara simultan dan mendukung dual monitor. Namun, hal tersebut berbeda dengan SLI. Karena pada konfigurasi SLI, mampu membagi bandwidth data dari dua buah video card. Selain itu, VIA memberikan dua pilihan memory yaitu DDR400 dan DDR2 667 sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya. Setelah sebelumnya kami berikan beberapa tip untuk memilih processor, maka kami akan memberikan juga kepada Anda bagaimana memilih chipset yang tepat. - Hal pertama yang Anda harus perhatikan adalah jenis chipset yang digunakan. Jangan terkecoh dengan nama-nama produk yang unik. Beberapa produsen sengaja menggunakan nama yang unik untuk menarik pembeli. Namun tidak jarang hasil dan kinerja yang dimilikinya kurang sesuai dengan namanya. - Perhatikan kecepatan interkoneksi antara chipset northbride dengan southbridge. Kecepatannya minimal menggunakan 133 MB/s. Beberapa produk terbaru sudah bisa mencapai 2 GB/s. Mana yang harus dibutuhkan, itu adalah sebuah pertanyaan yang sulit. Untuk kebutuhan ‘normal’ 800 MB/s hingga 1 GB/s terbilang cukup memadai. Anda juga butuh pertimbangan untuk konfigurasi chipset jika ada 4 PCI Express X1 dalam sebuah sourthbridge, Anda akan membutuhkan 1-2 GB/s koneksi untuk mendukung bandwidth yang sesuai, namun jika hanya ada X1 jalur yang terhubung langsung ke northbridge, maka interkoneksi tersebut belum Anda butuhkan. - Perhatikan chipset southbrigde, produsen motherboard dapat dengan mudah menukar chipset tersebut dengan chipset yang lain. Dan jika hal tersebut terjadi, maka beberapa fitur yang dimiliki akan lebih sedikit dan terbatas. Karenanya Anda harus memperhatikan dengan benar. - Sama halnya dengan memilih motherboard, untuk memilih chipset yang tepat Anda juga membutuhkan second opinion untuk memberikan referensi yang tepat. Karenanya Anda bisa mendapatkan dari beberapa review pada media tentang chipset tersebut agar Anda tidak menyesal di kemudian hari. Setelah semuanya kami jelaskan, maka tinggal Anda yang menentukan pilihan dan selamat membangun komputer baru. Semoga dengan panduan ini, Anda tidak terjebak dalam memilih. TIPS PEMASANGAN MOTHERBOARD Memasang motherboard bukanlah sesuatu yang sulit. Tidak diperlukan ijasah ataupun kecerdasan jenius untuk dapat melakukannya. Melainkan hanya perlu membutuhkan ketelitian dan kemauan. Untuk melakukan hal tersebut, akan kami berikan panduan untuk Anda. 1. Perhatian khusus untuk jumper. Sampai sekarang ini memang tidak ada standar layout untuk jumper pada motherboard. Hal ini dikarenakan industri produsen motherboard, memiliki desain layout tersendiri. Meskipun tidak mencolok antara masing-masing produsen. Namun, untuk Anda yang baru kali pertama memasang motherboard, kami sarankan untuk membaca buku manualnya. Karena tidak semua produk motherboard, memiliki penjelasan text yang tertera jelas pada PCB motherboard. Jangan menebak-nebak untuk hal ini. 2. Teknologi sekrup. Cukup sulit untuk menentukan kategori yang tepat untuk hal ini. Sebelum memasang motherboard, kebanyakan casing dilengkapi sekrup yang cukup banyak. Optimalkan penggunaannya. Usahakan semua titik lubang pengikat motherboard terpasang sekrup. Dengan demikian, motherboard dapat terpasang dengan lekat di casing. Namun tentunya jangan asal pasang. Sesuaikan panjang dan ukuran sekrup sesuai dengan lubang yang digunakan. 3. Gunakan I/O Shield. Sebuah plat besi yang berfungsi untuk menutup celah yang terdapat antara input/ouput konektor dari motherboard. Dengan memasangkan plat besi tersebut, selain komputer akan terlihat rapi, komputer juga akan lebih tertutup sehingga tidak dimasuki oleh kotoran atau serangga. I/O Shield biasanya disediakan pada paket penjualan sebuah motherboard. Bentuknya yang spesifik, disesuaikan dengan ketersedian I/O pada produk motherboard yang bersangkutan. Sebaiknya jangan menggunakan I/O shield untuk motherboard lain, karena dapat menghalangi I/O yang tersedia. 4. Pilih port yang tepat. Asumsi bahwa dengan memasangkan SATA atau PATA drive ke dalam sembarang konektor akan membuat sistem Anda bisa booting. Beberapa motherboard menyediakan RAID controller untuk SATA/PATA. Untuk ini, membutuhkan driver yang biasanya disertakan dalam sebuah disket. Anda harus menginstalnya terlebih dahulu baru Windows XP Anda bisa booting. Anda juga harus melakukan setting-an terlebih dahulu dari dalam BIOS dan mengalamatkan RAID untuk bisa digunakan pada harddisk PATA. 5. Sesuaikan RAM. Sebelumnya banyak orang yang mengatakan bahwa untuk menjalankan dual-channel, cukup dengan cara memasang memory sesuai dengan warnanya. Jika Anda memasang memory pertama pada slot berwarna biru, memory kedua pun harus demikian. Namun bagaimana jika motherboard tersebut memiliki 4 slot memory dengan warna yang sama? Jawabannya bisa Anda temukan pada buku manual motherboard tersebut. Jika Anda tidak mendapatkan konfigurasi yang tepat untuk dual-channel memory tersebut, kemungkinan besar sistem akan mengalami penurunan kinerja yang cukup signifikan. 6. Gunakan power konektor yang sesuai. Pada motherboard keluaran terbaru menggunakan konektor yang berbeda dengan yang terdahulu. Oleh karena itu, pasang semua konektor power yang ada sesuai dengan yang terdapat di motherboard, jangan pernah menggabungkan dua power ke dalam satu konektor, karena bisa menyebabkan kerusakan yang fatal. 7. Pemasangan processor. Ini adalah bagian yang tersulit dalam pemasangan motherboard. Karena jika Anda salah memasangnya bukan tidak mungkin processor Anda akan rusak. Pada motherboard lama, Anda membutuhkan alat bantu obeng untuk melepaskan pengait heatsink. Dan tak sedikit yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Karenanya jika Anda masih menggunakan motherboard dengan socket lama (Socket A, dan socket 478) harus berhati-hati. Pada motherboard sekarang (socket 775, 754, dan 939) bisa dibilang bisa langsung dipasang tanpa harus menggunakan alat bantu obeng. Pengait heatsink jauh lebih mudah dioperasikan, dibanding processor jaman dulu.